MANIAK BOLA - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberi sedikit bocoran pelatih anyar Timnas Indonesia pengganti Shin Tae Yong.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada hari Senin, 6 Januari 2025, Erick Thohir menyebut pelatih yang akan menukangi Timnas Indonesia berasal dari negara Eropa.
Pelatih anyar Timnas Indonesia, dijadwalkan akan diperkenalkan pada Minggu, 12 Januari 2025.
Lalu seperti apa kiprah para pelatih asal Eropa ketika membesut Timnas Indonesia.
Baca Juga: Prediksi Line Up dan Link Live Streaming Minera vs Real Madrid, Waktunya El Real Rotasi Pemain
Jika merunut sejarah, ada ikatan kuat antara sepak bola Indonesia dengan pelatih-pelatih asal Eropa.
Beberapa nama pelatih asal Eropa yang pernah menangani Timnas Indonesia masih cukup dikenang berkat kontribusi dan prestasinya.
Ada tiga nama pelatih asal Eropa yang dianggap cukup sukses menangani Timnas Indonesia.
Ketiga pelatih tersebut adalah Antun 'Toni' Pogacnik (Yugoslavia), Wiel Coerver (Belanda) dan Anatoli Polosin (Rusia).
1. Antun Toni Pogacnik
Dinilai sukses memimpin Timnas Indonesia ketika tampil di Olimpiade Melbourne 1956.
Di bawah asuhannya, Indonesia menahan imbang salah satu kekuatan sepak bola dunia, Uni Soviet, 0-0 dalam pertandingan perempat final Olimpiade Melbourne 1956.
Tetapi karena saat itu belum diterapkan aturan adu penalti, digelar pertandingan ulang Indonesia vs Uni Soviet, dan Garuda takluk 0-4.
Timnas Uni Soviet dikapteni oleh kiper legendaris, Lev Yashin. Mereka kemudian memenangkan medali emas Olimpiade 1956.
Sekadar diketahui kala itu, belum diterapkan aturan batas usia di cabor sepak bola Olimpiade.
Baca Juga: Marc Marquez Siap Hadapi MotoGP 2025 Bersama Ducati dengan Mentalitas Baru
Negara-negara peserta pun masih memilih menurunkan skuad terbaik karena emas Olimpiade tak kalah bergengsi dengan trofi Piala Dunia.
Selain memimpin Timnas Indonesia di Olimpiade 1956, Pogacnik juga membawa skuad Garuda meraih medali perunggu Asian Games 1958.
2. Wiel Coerver
Wiel Coerver hanya sebentar menangani Timnas Indonesia, tepatnya pada 1975-1976 dan 1979. Tetapi dia meninggalkan kesan mendalam.
Sebab Wiel Coerver dinilai sebagai 'Bapak Sepak Bola Modern' di Indonesia dengan menerapkan metode permainan yang lebih terorganisir.
Bersama Wiel Coerver, Indonesia nyaris lolos ke Olimpiade Montreal 1976 setelah takluk dari Korea Utara di laga penentuan lewat drama adu penalti.
Kelebihan inilah yang membuat PSSI era Bardosono sebagai ketua umum mendatangkannya untuk mempersiapkan timnas dengan target lolos ke Olimpiade Montreal 1976.
Kemudian pada SEA Games 1979, Wiel Coerver memimpin Timnas Indonesia lolos ke final. Namun kalah dari Malaysia dengan skor 1-2 di laga puncak.
3. Anatoli Polosin
Anatoli Polosin jadi pelatih asing terakhir yang memberikan gelar juara untuk Timnas Indonesia ketika dia memimpin skuad Garuda meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila.
Di awal karier membesut Timnas Indonesia, Anatoli Polosin sempat panen kritikan karena rentetan hasil buruk di laga uji coba.
Selain itu, metode latihannya yang lebih fokus pada latihan fisik pun kerap disorot. Dia juga kerap dicap miskin taktik dan teknis.
Tapi kritikan dan kecaman yang dialamatkan kepada Anatoli Polosin dingin dalam sekejap setelah memimpin Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991.
Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 usai menang adu penalti atas Thailand. Kiper Edy Harto jadi penentu setelah menahan tendangan penalti pemain Thailand, Pairon Puangchan.
Sekadar diketahui, belum diterapkan aturan batas usia di cabor sepak bola SEA Games 1991 seperti sekarang.
Prestasi Anatoli Polosin dan skuad Garuda baru bisa disamai selang 32 tahun kemudian oleh pelatih Indra Sjafri di SEA Games 2023 Kamboja.