Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong. (Foto: pssi.org)

Timnas

Eks Ketum PSSI Bocorkan Kronologi dan Alasan Pemecatan Shin Tae Yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia

Jumat 10 Jan 2025, 16:30 WIB

MANIAK BOLA - Mantan Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan bcorkan alasan pemecetan Shin Tae Yong dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.

Hinca Panjaitan sendiri bukan wajah baru di federasi sepakbola Indonesia, PSSI.

Selain menjadi pengurus, beberapa jabatan di PSSI pun diemban oleh dirinya, dalam kurun waktu belasan tahun ke belakang.

Di antaranya adalah Ketua Komdisi Disiplin (Komdis), Wakil Ketua Umum serta Plt. Ketua Umum.

Baca Juga: Toto Wolff Ungkap Fakta Mengejutkan, Lewis Hamilton Pernah Kecelakaan Saat Diam-Diam Uji Coba Superbike

Maka tidak heran jika Hinca Panjaitan paham betul dinamika belakang layar Timnas Indonesia, termasuk soal pemecatan Shin Tae Yong.

"Saya paham, masyarakat kita sedang terbelah oleh emosi dan pertanyaan: 'Mengapa harus STY yang dipecat? Bukankah ia telah sukses mengantar Timnas ke level yang lebih tinggi?' Saya, secara pribadi, pun ikut menelan ludah penuh kejutan," tulis Hinca Panjaitan dalam blog pribadinya, Senin 7 Desember 2025.

Menurutnya, Ketum PSSI saat ini, Erick Thohir terpaksa mengambil keputusan memecat STY, lantaran terjadinya dinamika antara pelatih asal Korea Selatan tersebut dengan para pemain naturalisasi.

Tapi sekali lagi, sepakbola tidak cuma soal hasil di atas kertas, melainkan juga soal harmoni. Dari kacamata saya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, atau yang akrab disapa ET, tampaknya menghadapi situasi yang cukup kompleks terkait dinamika antara pelatih dan pemain, terutama para pemain diaspora kita," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Eredivisie Akhir Pekan Ini: Dua Pemain Timnas Indonesia Bakal Saling Berhadapan

"Sebetulnya, ini bukan soal siapa benar dan siapa salah. Lebih tepatnya adalah bagaimana sang Ketua Umum mengambil langkah yang dirasa paling tepat demi menjaga atmosfer ruang ganti agar tidak menjadi “tong mesiu” yang sewaktu-waktu meledak lebih dahsyat," lanjutnya.

Hinca menjelaskan jika proses pemecatan ini berawal pada pertandingan antara Indonesia melawan Bahrain, pada bulan Oktober 2024, lalu.

Usai bermain imbang 2-2 dengan Bahrain, lanjut Hinca, sejumlah pemain diaspora yang mengajak STY untuk melakukan diskusi dan evaluasi terkait strategi dan taktik.

Namun pada momen tersebut, disebutkan Hinca, STY menolak dan merasa tidak nyaman dengan permintaan itu.

Baca Juga: Vinicius Kena Hukuman Larangan Bermain: Real Madrid Ajukan Banding, Leganes Tak Terima

Imbasnya, beberapa pemain sempat mendapat hukuman non-teknis, pada pertandingan melawan China, bulan Oktober 2024 lalu.

"Mari kita mundur sedikit ke laga kontra Bahrain beberapa bulan silam. Terjadi benturan gagasan atau katakanlah “keretakan” di tubuh Timnas pasca pertandingan tersebut. Sejumlah pemain diaspora disebut berupaya mengajak STY berdiskusi soal strategi dan evaluasi setelah kita gagal menutup laga dengan kemenangan, gara-gara gol penyeimbang tuan rumah di menit-menit akhir," ungkapnya.

"Akan tetapi, kabarnya STY justru enggan membuka dialog. Entah karena keterbatasan waktu, suasana hati, atau memang ada alasan lain. Satu hal yang tercium adalah ketidaknyamanan sang pelatih saat pemain mencoba “menggugat” beberapa keputusan taktiknya. Perbedaan persepsi ini kian membesar dan, konon, merambat hingga pemberian “hukuman” non-teknis pada laga berikutnya melawan China pada 15 Oktober 2024."

"Publik pun bertanya-tanya: “Ada apa ini? Kenapa para diaspora yang biasanya jadi tulang punggung justru dipinggirkan?” Saya bukanlah tangan kanan STY, namun melihat fenomena semacam ini, saya menduga masalah yang mengintip bukan sekadar soal “rotasi biasa.” Ada dinamika non-teknis seperti pergesekan ego, mis-komunikasi, atau kendala kultural yang memicu retakan semakin melebar," bebernya.

Baca Juga: Resmi: Riko Simanjuntak Hengkang ke PSS Sleman, Persija Kehilangan Pilar Veteran

Kondisi semakin tidak nyaman, ketika munculnya rumor ketikdaharmonisan antara STY dengan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.

Suasana ruang ganti pun kian memanas saat Indonesia berhadapan dengan Jepang.

Pasalnya sebelum laga tersebut, Jay Idzes dan kawan-kawan sempat melakukan meeting tanpa STY.

"Sekali lagi, tidak ada yang bisa memastikan sejauh mana isu ini akurat. Namun, asap tidak akan muncul tanpa api. PSSI pun, menurut sumber, terpaksa turun tangan langsung demi meredam keadaan," tutur Hinca Panjaitan.

Baca Juga: Seluruh Pemain Timnas Prancis Tak Tahu Didier Deschamp Mundur Jadi Pelatih setelah Piala Dunia 2026

Rentetan peristiwa tersebut pun akhirnya bermuara ke pemecatan STY sebagai juru taktik Timnas Indonesia.

Posisi STY Diganti Patrick Kluivert

Shin Tae Yong resmi dicopot dari jabatan sebagai pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI, pada Senin 6 Januari 2025.

PSSI menyebutkan jika keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan yang sangat matang.

Baca Juga: Jepang vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Laga Penentu Digelar di Osaka

Rumor pengganti Shin Tae yong sebagai pelatih Timnas Indonesia akhirnya terjawab sudah.

PSSI melalui akun Instagram resminya, Rabu 8 Januari 2025, memperkenalkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia.

Sesuai rumor yang berkembang beberapa hari ini, Kluivert akhirnya sah memegang kendali kepelatihan Garuda.

Sebelumnya, nama Kluivert muncul sebagai kandidat terkuat setelah sempat dibocorkan cirinya oleh Ketua Umum PSSI saat konferensi pers, Senin 6 Januari 2025.

Baca Juga: Brace Sadio Mane dan Rekor Baru Ronaldo Antar Al Nassr Kalahkan Al Okhdood 3-1

Dalam menukangi timnas, mantan pemain timnas Belanda tersebut bakal dibantu oleh dua asisten, Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

Debut Kluivert bersama Timnas Indonesia dijadwalkan berlangsung pada 20 Maret mendatang.

Tim Garuda akan menghadapi Australia dalam laga krusial di Sydney pada putaran ketiga kualifikasi tersebut.

Tags:
PSSIShin Tae YongTimnas IndonesiaHinca Panjaitan

Filza Fitriadhi

Reporter

Filza Fitriadhi

Editor