Latihan keras di kamp pelatihan juga turut memperburuk kondisi fisiknya. "Bukan hanya di octagon, tetapi juga saat latihan, tubuhnya terus-menerus dihajar," tambahnya.
Di dalam pertarungan, Adesanya dikenal sebagai striker yang dominan dengan tendangan mematikan. Namun, di sesi latihan, ia harus menerima pukulan, kuncian, dan tekanan yang terus-menerus.
Kini, keputusan besar ada di tangan Adesanya: apakah ia akan berjuang kembali atau mempertimbangkan pensiun? "Tantangan terberat bagi seorang petarung bukan hanya di octagon, tetapi juga dalam menentukan kapan harus berhenti," tutup Bisping.
Dengan tren kekalahan yang terus berlanjut, banyak yang bertanya-tanya apakah ini benar-benar akhir dari era Israel Adesanya. Apakah sang legenda masih memiliki satu kesempatan terakhir untuk kembali ke puncak?