MANIAK BOLA - Pemain-pemain Timnas Indonesia kini mulai banyak yang bermain di luar negeri, dari sesama Asia hingga Eropa.
Sejumlah nama potensial diharapkan mampu tercium bakatnya oleh klub-klub dari Eropa agar lebih mendapatkan pengalaman.
Bakat-bakat seperti Rizky Ridho atau Rafael Struick yang kini masih merumput di Asia, bisa berharap merumput hingga ke klub-klub di Eropa.
Dalam sejarahnya, ada sejumlah pemain Asia yang bakatnya mampu mencuri perhatian klub Eropa dan diboyong langsung ke Benua Biru.
Baca Juga: 5 Kasus Transfer Kontroversial di Liga 1 Indonesia, Ada yang Bawa Kabur Uang Kontrak
7 Transfer Pemain Asia Termahal yang Boyong Klub Eropa dalam Sejarah
1. Sun Jihai - 3,26 juta euro atau Rp50,9 miliar
Pemain asal China yang satu ini terkenal di era awal 2000-an seiring lolosnya Negeri Tirai Bambu ke Piala Dunia 2002 untuk pertama kalinya.
Manchester City yang saat itu belum sekaya sekarang, memboyong Sun Juhai dengan harga 3,26 juta euro pada bursa transfer musim dingin Januari 2002 dari klub Dalian Shide.
Sun Jihai yang berposisi sebagai bek itu tampil dalam 151 pertandingan dengan 4 gol dan 3 assist bersama City di periode 2002-2008.
Menariknya setelah pensiun, Sun Jihai merambah dunia bisnis dan mendapat sokongan dari sebuah firma ekuitas senilai USD60 miliar atau setara Rp842,3 triliun.
Tidak sampai di situ, perusahaan milik Sun Jihai juga mempunyai 30% dari City Football Group yang notabene perusahaan pemilik Manchester City.
2. Hidetoshi Nakata - 3,50 juta euro atau Rp54,6 miliar
Bagai pecinta sepakbola Serie A Italia era 1990-2000 awal, pasti sangat tak asing dengan nama iniyang juga pernah merumput di sejumlah klub besar Italia seperti AS Roma dan Parma.
Nakata yang sukses ikut mengantar Roma merebut Scudetto pada 2001 ini adalah pemain Jepang yang cukup sukses di Eropa pada masanya.
Nakata pertama kali merantau ke Eropa saat klub Serie A, Perugia, memboyong jasa sang gelandang seharga 3,50 juta euro dari klub lokal Jepang, Shonan Bellmare pada bursa transfer musim panas 1998.
3. Takum Asano - 4 juta euro atau Rp62 miliar
Asano mungkin salah satu pembelian gagal yang pernah dilakukan Arsenal. The Gunners memboyong Asano dengan mahar 4 juta euro dari klub Jepang Sanfrecce Hiroshima pada 2016.
Sayang, pemain sayap asal Jepang kelahiran 1994 itu tidak pernah punya kesempatan bermain sekalipun di Arsenal.
Selama 3 tahun berstatus sebagai pemain pinjaman, Asano hanya menjadi pemain pinjaman sebelum dilepas permanen pada 2019 ke klub Serbia, Partizan Belgrade dengan harga 1 juta euro.
Baca Juga: 5 Transfer Mahal Eropa yang Akhrinya Gagal Total, Barcelona Paling Sering Zonk
4. Song Chong-gug - 4 juta euro atau Rp62 miliar
Timnas Korea Selatan berhasil menyita perhatian dunia setelah tampil mengejutkan dengan lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2002.
Salah satu pemain yang kemudian memutuskan peruntungannya hijrah ke Eropa pasca kesuksesan di Piala Dunia 2002 yaitu Song Chong-gug, berakhir tidak mulus.
Song diboyong klub asal Belanda, Feynoord Roterdam pada Juli 2002 dan hanya bertahan 3 tahun sebelum kembali merumput di Asia hingga pengujung kariernya.
5. Park Ji-sung - 5 juta euro atau Rp78 miliar
Sebelum adanya Son Heung-min, pemain asal Korea Selatan yang lebih dulu sukses di tanah Eropa tentu saja adalah Park Ji-sung.
Park Ji-sung yang ikut merasakan juara Liga Champions Eropa bersama Manchester United awalnya mencuat di klub Belanda, PSV Eindhoven.
PSV menemukan bakat Park Ji-sung dari klub Kyoto Sanga dan menebusnya dengan harga 5 juta euro pada Januari 2003.
6. Kyogo Furuhashi - 5,4 juta euro atau Rp84 miliar
Namanya mungkin belum begitu populer di Eropa, tapi winger asal Jepang ini ikut mengantarkan Glasgow Celtic juara Liga Skotlandia di musim pertamanya bergabung.
Celtic memboyong Furuhashi pada awal musim 2021/2022 lalu dari klub Jepang Vissel Kobe dengan harga 5,40 juta euro.
7. Shoya Nakajima - 12 juta euro - Rp187 miliar
Ini dia pemain asal Benua Asia yang masih jadi termahal sepanjang sejarah saat Nakajima diboyong klub raksasa Porugal FC Porto seharga 12 juta euro dari Al Duhail.
Sayang, Nakajima kesulitan bersaing di antara gelandang-gelandang Porto lainnya hingga ia kemudian hanya dipinjamkan sejak kedatangannya pada Juli 2019.
Musim ini, ia kembali ke Liga Jepang dan bermain untuk Urawa Reds Diamond.