Serangan batu yang dilakukan Ngalamania menghancurkan kaca bus, dan pecahan kaca melukai mata kiri pemain Persebaya, M. Nurkiman. Akibatnya, Nurkiman mengalami cacat permanen pada mata kirinya dan tidak dapat melanjutkan kompetisi.
Insiden ini meninggalkan luka mendalam bagi Persebaya dan pendukungnya, memperburuk hubungan antara kelompok suporter Surabaya dan Malang.
Rivalitas yang Berkembang
Rivalitas ini tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga di luar stadion. Gesekan antara Bonek dan Aremania terus berlanjut dalam berbagai bentuk, mulai dari konflik fisik hingga saling ejek di media sosial. Namun, seiring waktu, ada upaya untuk meredam ketegangan ini, baik dari pihak klub maupun komunitas suporter.
Baca Juga: Semen Padang Terkena Sanksi Jelang Hadapi Persija Jakarta
Meskipun begitu, setiap pertemuan antara Arema dan Persebaya tetap menjadi pertandingan yang penuh emosi dan tensi tinggi. Derby Jatim ini bukan hanya soal hasil di atas lapangan, tetapi juga pertaruhan harga diri dua kota besar di Jawa Timur.
Sejarah panjang dan insiden-insiden yang menyertainya menjadikan Derby Jatim sebagai salah satu laga klasik yang paling dinanti dalam kalender sepak bola Indonesia.