MANIAK BOLA — Mantan gelandang Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono, memutuskan untuk rehat dari sepak bola profesional setelah kontraknya dengan Persik Kediri berakhir. Namun, ia tetap aktif di dunia sepak bola dengan menjadi pemilik Persiba Balikpapan dan melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati di Tulungagung.
Evan Dimas yang telah mengantongi lisensi kepelatihan C AFC kini menekuni peran sebagai pelatih anak-anak. Ia mengembangkan filosofi permainan unik dengan menggabungkan seni tari dan sepak bola sebagai dasar pembelajaran.
Filosofi tersebut muncul setelah Evan mengamati gerakan tari yang harmonis dan seragam. Menurutnya, jika sepak bola dimainkan dengan ritme yang sama, maka bisa menghasilkan permainan yang indah dan efektif.
"Saya melihat gerakan penari, semua ritmenya sama, harmonis. Lalu saya berpikir, kenapa sepak bola tidak bisa dibuat seindah itu?" kata Evan, mengutip dari Jawapos.
Evan menyadari bahwa permainan sepak bola indah kini mulai ditinggalkan, lebih banyak pelatih yang mengutamakan hasil ketimbang keindahan bermain. Oleh karena itu, ia ingin membentuk gaya permainan yang tetap menjunjung estetika dan strategi.
Untuk memperkuat filosofi tersebut, ia menggabungkan unsur permainan tradisional ke dalam latihan. Salah satunya adalah permainan Gobag Sodor, yang menurutnya bisa melatih koordinasi tim dalam bertahan.
Selain itu, Evan mengajak anak-anak asuhnya menonton pertunjukan tari dan karawitan setelah sesi latihan. Ini bertujuan untuk membangun pemahaman mereka tentang harmoni dan kerja sama dalam sebuah permainan.
Bagi Evan, sepak bola harus dimainkan dengan keindahan dan menjunjung tinggi sportivitas. Ia menekankan kepada anak-anak untuk tidak bermain kasar dan selalu menjunjung prinsip fair play.
Baca Juga: Daftar Pemain Persija yang Absen saat Hadapi Persib di El Clasico Indonesia pada Pekan 23 Liga 1
"Percuma menang kalau caranya tidak benar. Harus fair play. Jika bermain dengan indah, bahkan lawan pun akan memberi aplaus ketika kita menang," tegasnya.
Saat ini, Evan telah melatih sekitar 17 anak di SSB Saraswati. Dukungan pun datang dari pemerintah desa, yang berencana memperbaiki lapangan latihan agar lebih layak untuk pengembangan bakat anak-anak.
Di tengah kesibukannya sebagai pelatih, Evan Dimas belum memikirkan kemungkinan kembali ke dunia sepak bola profesional. Ia lebih fokus membangun generasi muda melalui SSB yang ia latih.
"Saya masih fokus di Saraswati. Belum tahu apakah saya akan kembali bermain di liga profesional atau tidak," pungkasnya.
Sebagai salah satu ikon Timnas Indonesia di era 2010-an, Evan Dimas telah mencatatkan 43 caps dan mencetak 11 gol. Kariernya sempat bersinar bersama Bhayangkara FC, Arema FC, hingga Selangor FC, sebelum akhirnya memilih jalan baru dalam dunia kepelatihan.