MANIAK BOLA - Pelatih Timnas Indonesia U23, Gerald Vanenburg, ternyata pernah memiliki kesempatan jadi pelatih kepala PSV Eindhoven. Takdir membawanya jadi bawahan mantan ball boy Ajax Amsterdam.
Posisi pelatih kepala PSV sempat nyaris didapatkan Gerald Vanenburg ketika dia bekerja sebagai pelatih tim junior raksasa Belanda itu pada awal era 2000-an.
Gerald Vanenburg dinilai sukses memoles dan mengorbitkan sejumlah pemain akademi ketika membesut tim junior PSV.
Mantan pemain Timnas Belanda dan Barcelona, Ibrahim Afellay adalah salah satu anak didiknya yang berhasil dipromosikan ke tim utama PSV.
Baca Juga: Ini Dia Calon Pemain Naturalisasi Pertama Timnas Indonesia di Era Pelatih Patrick Kluivert
Seperti dikutip dari artikel pada laman Voetbal Zone dalam wawancara dengan Panorama yang diterbitkan pada 23 Januari 2019, Gerald Vanenburg mengaku, pernah mendapat peluang untuk jadi pelatih kepala PSV.
"Saya bekerja selama dua tahun di tim muda PSV dengan pemain muda seperti Ibrahim Afellay, Ismail Aissati, Roy Beerens dan Otman Bakkal," kenang Gerald Vanenburg yang kini berusia 60 tahun.
"Saat itu, ada semua pemain yang masih terlalu muda untuk bermain di tim U21, tapi tujuh di antaranya berhasil masuk tim utama. Itu tidak terlalu buruk," jelasnya.
Gerald Vanenburg tercatat jadi pelatih tim junior PSV pada 2000 sampai 2004.
Setelah sempat berhenti untuk mengambil kesempatan jadi caretaker TSV 1860 Munich pada 2004, Vanenburg kembali ke kursi pelatih tim junior PSV sampai tahun 2005.
Andai bertahan di PSV lebih lama, Gerald Vanenburg mengatakan dia mungkin akan ditunjuk sebagai pelatih kepala PSV.
PSV sempat mengalami periode pasang surut dan melakukan beberapa kali pergantian sejak era Guus Hiddink dan Ronald Koeman pada pertengahan 2000-an.
Jan Wouters hanya bertahan sampai satu bulan sejak menggantikan Koeman yang memilih pergi demi mengambil kesempatan jadi pelatih Valencia.
Kemudian pengganti Wouters, Sef Vergoossen hanya bekerja 6 bulan dan digantikan pelatih legendaris FC Schalke, Huub Stevens.
Lalu, Dwight Lodeweges ditunjuk jadi pelatih usai PSV memecat Huub Stevens pada Januari 2009. Hingga akhirnya datang Fred Rutten yang sukses membangkitkan PSV.
"Jika saya tetap bertahan di PSV, saya juga akan menjadi pelatih tim utama. Lalu saya mungkin sekarang menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia," kata Gerald Vanenburg.
"Namun, Anda harus tetap bersabar dan saya tidak seperti itu. Saya ingin tetap bertahan di PSV. berdiri dengan kedua kakiku sendiri," jelasnya.
Sosok yang Percaya Diri
Karier kepelatihannya di tim senior tidak berjalan mulus. Dia hanya sempat menangani 1860 Munich sebagai caretaker, kemudian jadi pelatih kepala tim medioker FC Eindhoven dan Helmond Sport.
Tapi, Gerald Vanenburg dianggap sebagai salah satu pelatih tim junior tersukses yang pernah ada di Belanda. Ukuran keberhasilannya adalah saat menggembleng talenta muda di PSV dan Ajax Amsterdam.
Selain filosofinya terhadap pemain muda, Gerald Vanenburg juga dikenal sebagai sosok yang sangat percaya pada kemampuannya sendiri.
"Saya yakin dengan kualitas saya sendiri. Saya akan melakukannya sama baiknya dengan pelatih lainnya," ujarnya.
"Dan mungkin bahkan lebih baik lagi. Anda harus percaya pada diri sendiri, saya selalu melakukan itu," ungkap anggota Timnas Belanda saat juara Piala Eropa 1988 itu.
Jadi Bawahan Mantan Ball Boy Ajax
Kini, takdir membawa Gerald Vanenburg ke Indonesia, negara yang sebelumnya mungkin tak pernah dia bayangkan akan disinggahi untuk bekerja sebagai pelatih.
Selain mendapat tanggung jawab sebagai pelatih Timnas Indonesia U23, Gerald Vanenburg juga jadi asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia senior.
Bekerja sebagai bawahan Patrick Kluivert, sosok yang ketika dia aktif bermain adalah seorang ball boy, juga mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran Gerald Vanenburg.
Seperti Dennis Bergkamp dan pesepakbola tenar jebolan akademi Ajax lainnya, Patrick Kluivert pun sempat jadi ball boy di pinggir lapangan Stadion De Meer dan Stadion Olimpiade Amsterdam.
Yang jelas, Gerald Vanenburg sekarang dituntut menjadi tangan kanan yang aktif dan berpikiran 'encer' bersama Denny Landzaat serta Alex Pastoor untuk membantu Patrick Kluivert.
Tanggung jawab lain yang harus dibuktikan Gerald Vanenburg sesuai target yang dibebankan PSSI adalah membawa Timnas Indonesia U23 lolos ke Olimpiade 2028 di Los Angeles.