Thomas Braun menyebut mantan pemain Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda di era 1970-an dan 1980-am Simon Tahamata lebih cocok memegang tanggung jawab di kursi pelatih Timnas Indonesia.
Selain memiliki garis keturunan Indonesia, Simon Tahamata, juga dinilai cocok karena filosofinya yang kuat terkait membangun sepak bola dari level grass root.
Baca Juga: Bakal Abroad ke Thailand, Bek Andalan Timnas Indonesia U20 Dipastikan Dicoret Rahmad Darmawan
Bahkan, kata Thomas Braun, PSSI tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengontrak Simon Tahamata.
"Saya sudah tahu penggantinya: Simon Tahamata! Sebagai orang Maluku, pria keturunan Indonesia, (lebih) pas seperti sepatu ski yang fleksibel." tulis Thomas Braun.
"Saat ini, pelatih berusia 68 tahun, lahir di Kamp Vught, tampaknya sedang melakukan sesuatu di Berlin dengan Akademi Sepak Bola miliknya, tapi saya tidak berharap diperlukan biaya besar untuk mengeluarkannya dari sana."
"Dan asosiasi Indonesia melakukan kesalahan dengan menunjuk Kluivert. Seperti yang mereka katakan di sana: Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Dan memang begitulah adanya." tulis Thomas Braun.
Drama Pemecatan STY dan Penunjukan Patrick Kluivert
Pemecatan Shin Tae Yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia cukup mengejutkan penggemar sepak bola di tanah air.
Publik makin gaduh setelah sosok pengganti STY adalah Patrick Kluivert yang minim pengalaman sebagai pelatih kepala.
Respons masyarakat, mungkin berbeda jika PSSI menunjuk pelatih dengan CV lebih baik dari Patrick Kluivert.
Penunjukan Alex Pastoor, Denny Landzaat dan terakhir, Gerald Vanenburg sebagai asisten pelatih, sedikit 'mengobati' meski keraguan terhadap Patrick Kluivert tetap tinggi.
Jawaban terbaik yang harus diberikan Patrick Kluivert untuk meredam semua keraguan adalah membawa Garuda terbang tinggi.