MANIAK BOLA - Ragnar Oeratmengoen menjadi salah satu pemain naturalisasi Timnas Indonesia yang selalu jadi andalan di era Shin Tae yong.
Sejak melakukan debut di Timnas Indonesia pada Maret 2024 lalu, Ragnar sudah 9 kali mencatatkan caps bersama Garuda.
Pemain berusia 26 tahun tersebut sudah membukukan dua gol di Timnas Indonesia yang dicetaknya pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ragnar selalu tampil sebagai starter di bawah pelatih Shin Tae yong dan bahkan nyaris selalu tampil penuh 90 menit.
Baca Juga: Info Live Streaming Resmi Venezia vs Inter Milan, Lawan Berat Menanti Jay Idzes dan Kolega
Berdampak pada Perkembangannya Bersama Dender
Namun, terkurasnya energi Ragnar Oratmangoen barsama tim nasional justru berdampak pada perkembangan di klubnya, FCV Dender.
Striker serba bisa tersebut diboyong Dender ke Liga Belgia pada awal musim 2024/2025 secara gratis setelah habis kontrak bersama FC Groningen.
Akan tetapi, kiprahnya bersama klub Belgia tersebut tidak langsung berjalan mulus.
Ragnar baru bermain dalam 11 laga bersama Dender dan baru sanggup mencetak satu gol.
Ragnar Oratmangoen mengaku perkembangannya bersama FC Dender sedikit melambat karena banyak pertandingan bersama Timnas Indonesia.
“Saya akui bahwa perkembangan saya di Dender agak melambat karena banyaknya pertandingan internasional. Namun, tidak ada lagi pertandingan internasional yang direncanakan untuk sepuluh pertandingan kompetisi yang tersisa,” katanya, dikutip dari Gazet van Antwerpen.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: PSM Bajak Matheus Silva, PSKC Cimahi Merasa tak Dihargai
Menurut Ragnar dan pelatihnya, Vincent Euvrad hal ini disebabkan karena Ragnar sering sampai di klub H-1 sebelum pertandingan dan mungkin menyebabkan Ragnar mengalami jet leg.
Ragnar harus menempuh perjalanan dari Indonesia menuju Belgia selama 26 jam. Meski begitu, Ragnar tetap bangga bisa membela Timnas Indonesia dan ingin berangkat menuju Piala Dunia.
“Mohon hati-hati, saya senang bisa membela negara saya (Indonesia), itu benar-benar suatu kehormatan. Awalnya, pertandingan internasional sebenarnya menguntungkan saya, karena saya butuh ritme kompetisi.”
“Kemudian, itu menjadi kerugian dan membuat saya kehilangan waktu bermain di Dender. Saya ingin sekali pergi ke Piala Dunia bersama Indonesia dan itu masih sangat mungkin.” ucapnya.