MANIAK BOLA — Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi membuka mata kuliah Sains Sepak Bola untuk pertama kalinya. Dosen Ilmu Keolahragaan ITB, Muhamad Fahmi Hasan, menyebut mata kuliah ini bisa diambil oleh seluruh program studi di ITB.
Mata kuliah ini masuk dalam kategori Mata Kuliah Minor dan Mata Kuliah Pilihan Bebas (MKPB). Semua mahasiswa program sarjana dapat memilihnya secara bebas tanpa terbatas oleh jurusan tertentu.
Saat ini, sebanyak 32 mahasiswa dari berbagai program studi telah mendaftar. Mereka berasal dari latar belakang yang unik, mulai dari Teknik Mesin, Material, Matematika, hingga Teknik Elektro.
Fahmi menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama mata kuliah ini adalah mendekatkan sepak bola dengan berbagai disiplin ilmu. Ia berharap pendekatan multidisipliner ini dapat memperkaya riset sepak bola di Indonesia.
"Dengan demikian harapannya menaikan minat riset mereka di bola sesuai keilmuannya," kata dia.
Baca Juga: Jorge Martin Alami Dua Kecelakaan Parah dalam Sebulan, Aprilia Terpaksa Ubah Strategi
Menurutnya, penelitian tentang sepak bola di Indonesia masih cenderung monoton. Dengan adanya mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa tertarik untuk melakukan riset yang lebih inovatif sesuai bidang ilmunya masing-masing.
Fahmi juga menyinggung potensi lahirnya sosok seperti Ratu Tisha, yang membawa keilmuannya ke dunia sepak bola. Mantan Sekjen PSSI itu dikenal memiliki latar belakang pendidikan teknik dan sukses berkontribusi dalam industri sepak bola.
"Dengan virus ini terus disebar, harapan ke depannya muncul lah sosok-sosok baru yang mendekatkan diri ke sepak bola melalui keilmuannya," ujar Fahmi.
Ia menekankan bahwa sepak bola tidak hanya soal strategi permainan di lapangan. Ilmu sains dan teknologi dapat berperan besar dalam pengembangan performa atlet, peralatan, hingga manajemen tim.
Baca Juga: Legenda Tinju Indonesia Ellyas Pical Dikabarkan Kritis
Mata kuliah ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan olahraga. ITB ingin menciptakan ekosistem penelitian sepak bola yang lebih beragam dan berbasis sains.
Sepak bola modern semakin mengandalkan data dan teknologi dalam analisis permainan. Dengan keterlibatan mahasiswa dari berbagai bidang, ITB berupaya memberikan kontribusi nyata dalam perkembangan sepak bola nasional.
Langkah ITB membuka mata kuliah ini menjadi bagian dari tren global yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan industri olahraga. Ke depan, diharapkan lebih banyak perguruan tinggi lain yang mengikuti langkah serupa.
Antusiasme mahasiswa terhadap mata kuliah ini akan menjadi indikator keberhasilannya. Jika responsnya positif, tidak menutup kemungkinan ITB akan mengembangkan program serupa di masa mendatang.