MANIAK BOLA — Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, resmi menikah dengan penyanyi Mikha Angelo. Pernikahan mereka berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 21 Februari 2025 yang dihadiri keluarga serta kerabat dekat.
Kabar bahagia ini diumumkan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) melalui akun Instagram resminya. "Selamat menikah Gregoria dan Mikha," tulis PBSI dalam unggahan yang mendapat banyak respons positif dari netizen.
Pasangan ini menjalani pemberkatan pernikahan secara khidmat di gereja sebelum resmi menjadi suami istri. "Hari ini, Jumat, menjadi hari terbahagia bagi Gregoria Mariska Tunjung dan Mikha Angelo," tulis PBSI.
Gregoria dan Mikha telah menjalin hubungan sejak 2018 dan bertunangan pada 24 Juni 2023. Banyak netizen yang mengikuti perjalanan asmara mereka turut berbahagia dan mendoakan pasangan ini agar langgeng serta semakin sukses dalam karier masing-masing.
Baca Juga: Malut United vs PSS Sleman: Misi Berat Elang Jawa di Tengah Tren Negatif
Meski telah menikah, Gregoria tetap akan tinggal di asrama Pelatnas PBSI. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen dalam persiapan menuju turnamen All England 2025 yang akan berlangsung di Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret.
Pelatih tunggal putri PBSI, Imam Tohari, mengonfirmasi bahwa keputusan ini telah disepakati bersama. “Gregoria sudah berkomitmen dengan saya dan pengurus untuk tetap tinggal di asrama Pelatnas PBSI,” ujar Imam di Pelatnas Cipayung, Jakarta.
Keputusan ini diambil demi menjaga fokus dan konsistensi Gregoria dalam latihan menjelang kejuaraan besar. "Dia juga memahami bahwa tetap tinggal di asrama akan lebih baik untuk persiapannya menuju All England," tambah Imam.
PBSI juga memahami bahwa Gregoria kini telah berkeluarga dan memberikan sedikit kelonggaran. "Mungkin dia bisa pulang setengah hari di hari Rabu atau akhir pekan, tetapi secara umum dia tetap di asrama,” jelas Imam.
Baca Juga: Persija Jakarta Usung Misi Bangkit di Laga Kontra PSM Makassar
Meski demikian, Gregoria tetap memiliki kebebasan untuk keluar dari asrama jika ada keperluan mendesak. “Kalau ada urusan mendadak, tentu kami tidak bisa membatasi. Tapi intinya dia tetap berkomitmen untuk tinggal di asrama,” lanjutnya.