MANIAK BOLA — Aprilia membuka musim MotoGP 2025 dengan menghadirkan duo pembalap baru, Jorge Martin dan Marco Bezzecchi. Namun, masa lalu penuh rivalitas di antara keduanya menjadi tantangan tersendiri untuk kerjasama di tim pabrikan ini.
Jorge Martin secara terbuka mengakui bahwa hubungan dirinya dengan Bezzecchi tidak harmonis dalam beberapa tahun terakhir. “Jelas bahwa Bezzecchi bukan sahabat saya, terutama sejak persaingan kami di Moto3,” ungkap Martin kepada Motorsport.
Ketegangan di antara mereka sudah berlangsung sejak Martin mengalahkan Bezzecchi dalam perebutan gelar Moto3. Kemenangan Martin di kejuaraan itu menyisakan selisih 46 poin, dengan sejumlah insiden panas selama balapan.
Salah satu momen memanas terjadi pada sprint Austria 2023 ketika Bezzecchi mengkritik Martin atas insiden kecelakaan beruntun. Ketidakharmonisan ini terus terbawa, bahkan saat keduanya telah meninggalkan Ducati untuk bergabung dengan Aprilia.
Baca Juga: Kebakaran California Selatan Ancam Gelaran UFC 311: Dana White Pertimbangkan Pindah Venue
Meski begitu, Martin menyatakan bahwa profesionalisme adalah prioritas utama dalam tim. “Yang penting adalah pasangan saya kompetitif. Apa pun yang dia lakukan untuk meningkatkan motor juga akan membantu saya,” katanya.
Martin, yang kini menyandang gelar juara dunia MotoGP dengan plat nomor 1, siap mengambil peran kepemimpinan di Aprilia. “Saya harus memimpin proyek ini, dan itu berarti membangun hubungan baik dengan Bezzecchi,” tegasnya.
Bezzecchi, yang sebelumnya dekat dengan Pecco Bagnaia, kini berada di posisi unik karena harus bekerja sama dengan rival Bagnaia musim lalu. Situasi ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi pembalap asal Italia tersebut.
Kerjasama Martin dan Bezzecchi diharapkan membawa dampak positif bagi Aprilia dalam pengembangan motor. Dengan pengalaman keduanya, tim ini memiliki potensi besar untuk bersaing di papan atas MotoGP musim ini.
Baca Juga: PBSI Evaluasi Kegagalan di Malaysia Open 2025, Fokus pada Indonesia Masters dan All England
Meski hubungan mereka belum sepenuhnya cair, Martin menunjukkan sikap terbuka untuk bekerja sama demi keberhasilan tim. “Kami harus fokus pada target bersama, bukan pada masa lalu,” tambahnya.