Sejarah mencatat, suporter di Indonesia sering menggunakan lagu-lagu bernuansa kritik sosial sebagai bentuk perlawanan. Fenomena ini menunjukkan bahwa sepak bola tidak bisa dilepaskan dari dinamika sosial dan politik.
Bagi suporter PSIM, aksi mereka bukan sekadar bentuk dukungan terhadap klub. Mereka ingin menunjukkan bahwa tribun stadion adalah ruang bebas bagi suara rakyat.
Terlepas dari kontroversinya, lagu "Bayar Bayar Bayar" telah berkembang menjadi simbol perlawanan di banyak arena, termasuk sepak bola. Pertandingan final Liga 2 nanti bukan hanya soal trofi, tetapi juga panggung bagi suara dari tribun.
