MANIAK BOLA — Abdoulaye Doucoure menjadi sorotan setelah selebrasinya di depan pendukung Liverpool memicu konfrontasi panas di akhir laga derby Merseyside. Gol dramatis James Tarkowski pada menit ke-98 membuat Doucoure berlari ke arah fans The Reds, yang langsung memicu reaksi keras dari pemain Liverpool.
Curtis Jones menjadi pemain pertama yang bereaksi terhadap aksi Doucoure, mendekatinya dengan ekspresi marah. Situasi pun dengan cepat memanas ketika pemain dari kedua tim berkumpul, menciptakan ketegangan di tengah lapangan.
Bukan hanya pemain, tetapi staf pelatih juga ikut tersulut emosi. Arne Slot dan asistennya, Sipke Hulshoff, ikut dalam konfrontasi dan akhirnya menerima kartu merah dari wasit Michael Oliver.
Selebrasi di depan pendukung lawan bukanlah hal baru dalam dunia sepak bola, tetapi aksi Doucoure kali ini dianggap terlalu provokatif. Pendukung Liverpool di Goodison Park pun terlihat bereaksi keras terhadap aksi gelandang Everton tersebut.
Beberapa pengamat menilai bahwa selebrasi Doucoure bisa dianggap sebagai bentuk ejekan yang memancing reaksi berlebihan dari pemain Liverpool. Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa Doucoure hanya merayakan dengan emosional tanpa maksud memprovokasi.
Kartu merah yang diberikan kepada Doucoure dan Jones menambah daftar panjang kontroversi derby Merseyside kali ini. Liga Primer kemudian mengklarifikasi bahwa kedua pemain mendapat kartu kuning kedua karena terlibat dalam pertengkaran setelah peluit akhir.
Liverpool sebelumnya juga mengajukan protes terkait gol Tarkowski, mengklaim adanya pelanggaran dan dugaan offside. Namun, VAR menegaskan bahwa gol tersebut sah, yang semakin membuat frustrasi pemain dan fans Liverpool.
Aksi selebrasi Doucoure kini menjadi perdebatan di kalangan penggemar dan pundit sepak bola. Beberapa menganggapnya sebagai bagian dari rivalitas panas, sementara yang lain melihatnya sebagai tindakan yang tidak sportif.
Baca Juga: Kisruh di Laga Liverpool vs Everton, Liga Primer Klarifikasi Hal Ini
Bukan kali ini saja selebrasi pemain memicu konflik di lapangan. Insiden serupa pernah terjadi di berbagai laga besar, menunjukkan betapa emosionalnya pertandingan dengan tensi tinggi seperti derby Merseyside.
