MANIAK BOLA - Arsenal saat ini memiliki senjata ampuh untuk mencetak gol yakni tendangan penjuru.
Skema corner kick yang dilakukan pasukan The Gunners terbilang tak biasa dan terbukti manjur membobol jala lawan.
Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya set piece (bola mati) mematikan Arsenal sudah dirancang sejak beberapa musim sebelumnya.
Namun, baru pada musim ini Meriam London mulai lekat dengan skema khas tendangan penjuru mematikan.
Baca Juga: Gabriel Jesus Buka Peluang Hengkang dari Arsenal, Minim Menit Bermain Jadi Alasan Utama
Statistik Set Piece Arsenal Meningkat Setiap Musim
Melansir dari data Opta, skema set-piece The Gunners mengalami penigkatan sejak musim 2020/2021.
Pada musim 2021/2022, statistik melonjak dengan 16 gol berhasil dicetak Arsenal melalui skema set piece.
Selanjutnya, pada musim lalu 2023/2024, catatan tersebut kembali meningkat menjadi 22 gol di Liga Inggris, terbanyak melalui set piece.
Musim ini, Arsenal juga masih menerapkan senjata rahasia ini dan terbukti masih ampuh.
Oleh sebab itu, pasukan Mikel Arteta dijuluki sebagai rajanya set piece, terutama dalam situasi tendangan penjuru.
Baca Juga: Arsenal Sukses Patahkan Rekor Baik MU di 7 Laga Terakhir, Skor Final 2-0
Sosok di Balik Strategi Corner Kick Arsenal
Nicholas Jover mungkin masih jarang disorot di jajaran bench timnya Mikel Arteta, tetapi orang itulah pionir dari strategi ini.
Nicholas Jover merupakan pelatih spesialis set piece di mana pria 43 tahun asal Prancis tersebut bergabung dengan Arsenal pada musim 2021/2022.
Sebelumnya, Jover pernah ada di tim pelatig Brentford dan Manchester City di mana saat itu Mikel Arteta juga masih menjadi asisten Pep Guardiola.
Bukan cuma itu, Jover juga berperan atas kokohnya lini pertahanan Arsenal, terutama dalam mengatasi situasi set piece lawan.
Cara Kerja Set Piece Arsenal
Dalam skema set piece, Arsenal menerapkan 'taktik basket', di mana strategi tersebut bertimpu pada pergerakan konstan ditambah taktik blok untuk menciptakan tipuan pada pertahanan lawan.
Straregi tersebut mengharuskan pemain Arsenal membagi tugas sebagai pengalih perhatian dan finisher.
Gabriel Magalhaes biasanya mengembam tugas sebagai finisher untuk menanduk bola yang dilepas dari rekannya.
Pergerakan Gabriel Magalhaes kemudian dibantu oleh rekan-rekannya yang mempersempit ruang gerak dan mobilitas pemain belakang lawan, terutama kiper.